You are currently viewing Cara Kerja Penerima GPS – Trilaterasi dan Triangulasi

Cara Kerja Penerima GPS – Trilaterasi dan Triangulasi

Halo, pembaca setia Geometri Pedia! Pada edisi kali ini, kita akan membahas cara kerja receiver GPS. Pemahaman mendalam tentang teknologi ini memungkinkan kita untuk mengapresiasi kemajuan dalam navigasi dan pemetaan. Yuk, kita selami bagaimana GPS menentukan posisi dengan teknik trilaterasi dan perbedaan fundamentalnya dengan triangulasi.

Penerima GPS Menggunakan Trilaterasi

Pernahkah kamu bertanya-tanya bagaimana cara kerja GPS? Mereka menggunakan teknik yang disebut trilaterasi. Meskipun Penerima GPS sering dikacaukan dengan triangulasi (yang mengukur sudut), sebenarnya mereka tidak menggunakan sudut sama sekali. Trilaterasi melibatkan pengukuran jarak. Mari kita lihat ini lebih detail.

Trilaterasi Mengukur Jarak, Bukan Sudut

Bagaimana sistem GPS menentukan lokasi Anda menggunakan trilaterasi? Menggunakan contoh dua dimensi yang sederhana, mari kita bayangkan kita memiliki tiga satelit GPS masing-masing dengan posisi yang diketahui di ruang angkasa.

Sebenarnya, semua yang dilakukan satelit adalah memancarkan sinyal untuk ditangkap oleh penerima GPS Anda dengan waktu dan jarak tertentu.

Misalnya, satelit pertama memancarkan sinyal yang akhirnya mencapai penerima GPS Anda. Kita tidak tahu sudutnya, tetapi kita tahu jaraknya. Itulah mengapa jarak ini membentuk lingkaran yang sama di semua arah. Ini berarti posisi GPS Anda bisa berada di mana saja di lingkaran ini pada radius tertentu.

Baca Juga Artikel Menarik Yang Lainnya : Memahami Basemap: Fondasi Utama Dalam Pemetaan Geografis

Apa yang terjadi ketika GPS Anda menerima sinyal kedua? Sekali lagi, jarak ini dipancarkan secara sama di semua arah sampai mencapai penerima GPS Anda. Ini berarti jaraknya bisa berada di mana saja di lingkaran tersebut. Namun kali ini, kita memiliki dua jarak yang diketahui dari dua satelit. Dengan dua sinyal, posisi yang tepat bisa berada di salah satu dari dua titik di mana lingkaran tersebut berpotongan.

Karena kita memiliki satelit ketiga, ini mengungkapkan lokasi sebenarnya Anda di mana ketiga lingkaran tersebut berpotongan. Menggunakan tiga jarak, trilaterasi dapat menentukan lokasi yang tepat. Setiap satelit berada di pusat sebuah bola dan di mana semua bola tersebut berpotongan adalah posisi penerima GPS. Saat posisi penerima GPS bergerak, radius masing-masing lingkaran (jarak) juga akan berubah.

Namun realitanya adalah di dunia tiga dimensi kita, satelit GPS memancarkan sinyal sebagai sebuah bola. Setiap satelit berada di pusat sebuah bola. Di mana semua bola tersebut berpotongan menentukan posisi penerima GPS.

Triangulasi Mengukur Sudut, Bukan Jarak

Di sisi lain, surveyor lapangan mengukur jarak yang tidak diketahui dengan menggunakan triangulasi. Mereka melakukannya dengan menetapkan panjang garis dasar.

Dari setiap titik, surveyor mengukur sudut dari titik-titik yang jauh menggunakan alat seperti teodolit. Ketika kita mengetahui panjang dan sudutnya, triangulasi menentukan jarak dengan membentuk segitiga, seperti yang ditunjukkan dalam diagram di atas.

Misalnya, surveyor mengumpulkan sekitar 26.000 stasiun dari Meade’s Ranch di Kansas untuk membuat  North American Datum of 1927 (NAD27). Namun, Global Positioning Systems menggunakan World Geodetic Survey (WGS84) untuk merujuk posisi.

Baca Juga Artikel Menarik Yang Lainnya : Ellipsoid – Bentuk Bumi Dalam Perspektif Geodesi

Kesimpulan

Saat satelit GPS menyiarkan lokasi dan waktunya, trilaterasi mengukur jarak untuk menentukan posisi mereka yang tepat di Bumi. Sementara surveyor menggunakan triangulasi untuk mengukur titik-titik yang jauh, penentuan posisi GPS tidak melibatkan sudut sama sekali. Pengukuran jarak memungkinkan kita untuk menentukan lokasi GPS yang tepat. Namun, beberapa faktor seperti HDOP, PDOP, GDOP, dan atmosfer dapat mempengaruhi akurasi dan kesalahan GPS.

Pemahaman tentang cara kerja GPS melalui trilaterasi membantu kita menghargai teknologi yang kita gunakan setiap hari. Dengan mengetahui perbedaan antara trilaterasi dan triangulasi, kita dapat lebih memahami proses di balik penentuan posisi yang akurat. Terus ikuti Geometri Pedia untuk mendapatkan informasi menarik dan mendalam lainnya tentang dunia survey pemetaan !

*Sumber : GisGeography

Geometri Indonesia, Teman Baik Surveyor

Tinggalkan Balasan