You are currently viewing DRONE

DRONE

Drone merupakan pesawat tanpa pilot. Pesawat ini dikendalikan secara otomatis melalui program computer yang dirancang, atau melalui kendali jarak jauh dari pilot yang terdapat di dataran atau di kendaraan lainnya.

   Drone, yang lebih dikenal Unmanned Aerial Vehicle (UAV) awanya dikembangkan untuk kebutuhan militer. Menurut sejarah pengembangan pesawat tanpa pilot sudah ada sejak 22 Agustus 1849. Cara kerja drone sederhana ini tidak sepenuhnya berhasil beberapa balon mengenai sasaran, tetapi ada pula yang terjebak angin dan berubah arah.

   Perkembangan teknologi membuat drone juga mulai banyak diterapkan untuk kebutuhan sipil, terutama dibidang bisnis, industry dan logistic. Dengan adanya drone pengankutan barang menjadi lebih cepat, lebih praktis, minim human error, dan mampu menjangkau lokasi terpencil.

  Bahkan pengadaan pesawat dore menjadi salah satu program yang akan diwujudkan oleh Presiden sebagai salah satu alat untuk menjaga pertanahan, keamanan, dan kedaulatan wilayah Republik Indonesia. Pengembangan teknologi dan produksi drone sangat tepat sekali terkait rencana strategis tersebut, ditinjau dari aspek efisiensi pendanaan dan efektifitas pemanfaatannya.

   Di bulan April 2014, Google juga menegaskan Langkah mereka memasuki industry drone. Perusahaan mesin pencari terbesar di dunia ini mengakuisisi produsen drone titan Aerospace. Titan telah menguji berbagai aplikasi drone, termasuk dibidang pengiriman data, pemantauan sawah, serta bantuan pencarian dan penyelamatan. Drone keluaran keluaran Titan dapat mengudara hingga mencapai 5 tahun tanpa perlu mendarat atau mengisi ulang bahan bakar. Drone telah diterapkan dalam berbagai layanan seperti :

  • Pengawasan Infrastruktur Fisik (pabrik, Pelabuhan, jaringan listrik, dsb.)
  • Pengiriman paket barang
  • Pemadam kebakaran hutan
  • Eksplorasi lokasi tambang, minyak/mineral DLL

Jenis Drone

Terdapat 2 jenis drone, yaitu :

  • Multicopter
  • Fixed wing

   Fixed wing memiliki bentuk seperti pesawat terbang biasa yang dilengkapi system sayap. Tipe fix-winged memerlukan desain aerodinamika pada sayap dan badannya sehingga perancangannya cukup rumit.

   Multicopter yaitu jenis drone yang memanfaatkan putaran baling-baling untuk terbang. Multicopter dibagi lagi menjadi 2 yaitu single-roto dan multi-roto. Tipe single-rotor berbentuk seperti helikopter menggunakan baling-baling tunggal, sedangkan multi-rotor menggunakan 3 sampai 8 baling-baling. Keuntungan dari multicopter bisa terbang vertikal hingga 300 meter, sehingga cocok untuk pemetaan infrastruktur, lahan pertanian dan wilayah hutan. Multicopter dapat terbang selama 40 menit dengan area cover 100-400 hektare. Sedang untuk jenis fixed wing, meski bisa meliputi area yang jauh lebih luas dan terbang hingga 1,5 jam, drone ini tidak bisa terbang secara vertikal.

   Semakin canggih teknologi yang ditanam dalam suatu desainnya, semakin rumit pula cara kerja drone. Namun, kemudahan mengatur pesawat tanpa awak ini secara jarak jauh justru memberikan fleksibilitas bagi pengguna melakukan suatu misi di area tertentu atau tidak mudah dijangkau oleh manusia. Sebagai contoh saat melakukan tinjauan di area yang terkena bencana. Saat tim penyelamat masih kesulitan menjangkau tempat tersebut untuk melakukan penyusuran dan evakuasi, satu atau beberapa drone dapat dikirim untuk meninjau lokasi dan mengirimkan laporan dengan lebih cepat. Untuk memotret atau merekam gambar, drone lebih hemat biaya dan waktu jika dibandingkan dengan menggunakan helikopter, apalagi dengan satelit. Drone juga dapat diarahkan atau diprogram secara otomatis sesuai dengan kebutuhan. Evaluasi terhadap hasil yang dibidik pun dapat dilakukan dalam waktu cepat. Sifatnya pun bisa dikatakan real time.

Anda membutuhkan Drone ? kami membuka layanan untuk Drone, silahkan klik disini

Sumber : http://emirul.staff.gunadarma.ac.id

Tinggalkan Balasan