Loading...
Integrasi Remote Sensing dan GIS dalam Penelitian Geografis di Bandung

Integrasi Remote Sensing dan GIS dalam Penelitian Geografis di Bandung

  • Admin
  • Jun 04, 2025
  • Komen
  • Suka

Pemanfaatan Teknologi Spasial untuk Analisis Lingkungan dan Perencanaan Kota

Dengan pesatnya kemajuan teknologi dalam bidang pemetaan dan analisis data geografis, muncul paradigma baru dalam penelitian geografis—terutama di wilayah perkotaan seperti Bandung. Kombinasi antara Remote Sensing (penginderaan jauh) dan Geographic Information System (GIS atau SIG) memungkinkan para peneliti untuk mengeksplorasi dan memahami dinamika wilayah dengan akurasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan metode konvensional.

Remote Sensing adalah teknologi yang memungkinkan pengumpulan data tentang permukaan bumi tanpa kontak langsung, biasanya menggunakan sensor pada satelit atau pesawat udara. Teknologi ini mengandalkan pantulan gelombang elektromagnetik untuk menangkap informasi seperti tutupan lahan, suhu permukaan, kelembapan, bahkan tingkat pencemaran udara.

Komponen penting Remote Sensing meliputi:

  1. Sensor: menangkap radiasi elektromagnetik dari permukaan bumi.
  2. Platform: seperti satelit (misal: Landsat, Sentinel) atau drone.
  3. Stasiun penerima: untuk mengunduh dan memproses data mentah menjadi citra atau informasi.

Geographic Information System (GIS) adalah sistem berbasis komputer untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan menganalisis data yang memiliki dimensi lokasi. GIS tidak hanya menampilkan data di atas peta, tetapi juga memungkinkan pengguna melakukan analisis spasial, prediksi, dan pemodelan.

Komponen utama GIS:

  1. Data spasial (peta, citra satelit)
  2. Perangkat lunak (seperti ArcGIS atau QGIS)
  3. Perangkat keras (komputer, server)
  4. Pengguna atau analis yang menjalankan dan menginterpretasi data

Penggabungan dua teknologi ini memberikan kontribusi signifikan dalam penelitian dan pengelolaan wilayah Bandung. Beberapa manfaat konkret integrasi Remote Sensing dan GIS antara lain:

1. Pemetaan Akurat dan Dinamis

Data citra satelit dari Remote Sensing dapat langsung diolah di platform GIS, menghasilkan peta tematik yang akurat dan up-to-date. Misalnya, peta perubahan penggunaan lahan di Bandung dari 2010–2020 bisa divisualisasikan dan dianalisis hanya dalam beberapa jam kerja.

2. Analisis Perubahan Lingkungan

Peneliti dapat melacak degradasi lingkungan, deforestasi di daerah perbukitan Bandung Utara, atau alih fungsi lahan sawah menjadi perumahan di Bandung Selatan. Data waktu nyata (time series) sangat berguna dalam konteks perubahan iklim dan urbanisasi cepat.

3. Manajemen Bencana Lebih Efektif

Integrasi ini memungkinkan deteksi dini dan pemetaan wilayah rawan banjir seperti kawasan Dayeuhkolot atau Baleendah. Informasi ini krusial untuk penanggulangan dan evakuasi saat bencana terjadi.

4. Pengembangan Infrastruktur Kota yang Berkelanjutan

GIS membantu merencanakan jaringan transportasi, ruang terbuka hijau, serta zona permukiman dengan mempertimbangkan data spasial dan lingkungan. Misalnya, perencanaan jalur Trans Metro Bandung bisa disesuaikan dengan data kepadatan penduduk dan kemacetan lalu lintas.

5. Pemahaman Sosial Ekonomi yang Lebih Holistik

GIS juga bisa mengintegrasikan data sosial ekonomi, seperti persebaran fasilitas pendidikan, akses air bersih, dan persebaran pendapatan masyarakat. Hasilnya dapat mendukung program pengentasan kemiskinan berbasis wilayah.

6. Perencanaan Tata Ruang yang Lebih Presisi

Pemerintah daerah atau pengembang dapat menggunakan peta hasil integrasi untuk menetapkan zona konservasi, zona industri, dan area yang layak dikembangkan, sehingga mengurangi konflik lahan dan mempercepat proses perizinan.


Contoh nyata integrasi ini bisa dilihat dalam pemetaan kawasan cekungan Bandung menggunakan data satelit Landsat oleh peneliti dari LIPI dan ITB. Mereka berhasil mengidentifikasi risiko amblesan tanah di kawasan padat seperti Cibaduyut dan Kopo (BIG, 2023).


Dengan tantangan urbanisasi yang makin kompleks, Bandung memerlukan pendekatan cerdas dalam memahami ruang dan merencanakan masa depan. Integrasi Remote Sensing dan GIS bukan hanya alat teknis, tetapi kunci menuju pembangunan yang inklusif, adaptif, dan berkelanjutan.


Referensi:

  1. Badan Informasi Geospasial (2023): Pemetaan Kawasan Cekungan Bandung
  2. QGIS – Open Source Geographic Information System
  3. ArcGIS – GIS Mapping Software by Esri
  4. Remote Sensing and Image Interpretation – Wiley
  5. Geographic Information Science and Systems – Wiley


Leave a Comment